Friday, September 5, 2008

Second Front (Medan Tempur Kedua)


Dalam kesempatan ini, gw memutuskan untuk berbahasa Indonesia. Mengapa? Karena pekerjaan gw adalah mem-bahasa Indonesia-kan buku ini. Medan Tempur Kedua oleh Ken Conboy yang karyanya telah menjadi semacam kamus bagi orang yang pekerjaannya terkait dengan spionase, terorisme, militer, dsj.

Sejujurnya ini bukan jenis buku yang lazim gw baca. Gw bukan penggemar literature spionase dan terorisme (kecuali Jason Bourne :D). Tapi ternyata selama menerjemahkannya, gw menemukan kisah ini sangat menarik. Kenapa? Karena ini nyata. Ini merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang penuh dengan rahasia dan misteri.

Buku ini menceritakan sepak terjang Jemaah Islamiyah mulai dari kelahirannya di Desa Ngruki, pengasingan kedua pendirinya di Malaysia, hingga aksi-aksi pemboman yang mereka lakukan di Medan, Bali, dan Jakarta, serta kaitan mereka dengan Al-Qaeda.

Nama-nama seperti Abu Bakar Baasyir, Hambali, Dr. Azhari merupakan nama yang akan sering ditemui di dalam buku ini. Dan tidak hanya sekedar menyajikan fakta belaka, Ken Conboy (yang senang mempersulit hidupku dengan menggunakan analogi dan istilah aneh) menceritakan latar belakang orang-orang tersebut yang mendorong mereka bergabung ke dalam Jemaah Islamiyah. Misalnya Dr. Azhari yang dulunya tukang main saat masih sekolah di Australia, yang kemudian bergabung dengan JI setelah istrinya sakit parah.

Menurut gw, kita sebagai warga Indonesia perlu untuk lebih memahami sejarah dan apa yang sesungguhnya terjadi di Indonesia. Ironis sekali orang yang menulis sejarah kita berasal dari luar negeri. Tapi terlepas dari asal sang sumber, sebuah buku berisi pengetahuan selalu pantas untuk dibaca. Meski tidak lupa untuk menelaahnya sendiri saat selesai membaca nanti...

Medan Tempur Kedua. 2008. Ken Conboy. Alih bahasa: Syahrini Dyah N. Jakarta: Pustaka Primatama.

2 comments:

Anonymous said...

makan2

Lulu said...

cieciee..dah jadi penerjemah nih skarang..